Rabu, 08 Februari 2012

Ayah

Kerut wajah dan kelopak matamu yang kian menyekung
Tak pernah meredupkan hangat penjagaanmu
Luka menganga dan dingin menusuk dada
Kau bawa sendiri berlari tanpa membagi

Diammu itu kadang seperti tak perduli
Belakangan kusadari ada cinta yang begitu besar yang tak pernah mampu kau sebut
Mengalir dalam do’a dan restu
Kau titipkan tulus lewat sujud malammu

Aku baru saja mengenalmu
Saat sadar bahwa cinta itu bukan membebaskan
Bahwa kasih itu mendengarkan
Bahwa pertalian ini… penyambungnya adalah Iman


Samarinda, 1:54 pm 09/22/2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar