Kerut wajah dan kelopak matamu yang kian menyekung
Tak pernah meredupkan hangat penjagaanmu
Luka menganga dan dingin menusuk dada
Kau bawa sendiri berlari tanpa membagi
Diammu itu kadang seperti tak perduli
Belakangan kusadari ada cinta yang begitu besar yang tak pernah mampu kau sebut
Mengalir dalam do’a dan restu
Kau titipkan tulus lewat sujud malammu
Aku baru saja mengenalmu
Saat sadar bahwa cinta itu bukan membebaskan
Bahwa kasih itu mendengarkan
Bahwa pertalian ini… penyambungnya adalah Iman
Samarinda, 1:54 pm 09/22/2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar